Anda tentu mengenal cacar air. Penyakit ini sempat menjadi momok di dunia terutama di eropa, karena menebar kematian. Kini cacar air dapat diatasi dengan mudah berkat imunisasi atau vaksin. Imunisasi adalah penemuan besar dalam dunia kedokteran. Berkat imunisasi, jutaan nyawa manusia terselamatkan dari cacat atau kematian karena penyakit.
Edward Jenner, dokter asal Inggris, adalah penemu vaksin cacar air. Sejak saat itu, penelitian mengenai vaksin berkembang pesat di dunia kedokteran. Saat ini sudah banyak vaksin ditemukan untuk mencegah berbagai penyakit.
Dijelaskan Dr.Jeffry Senduk, Sp.A, dari Siloarn Hospital Kebon Jeruk, Jakarta, imunisasi adalah tindakan pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Dengan imunisasi, tubuh akan terlindung dari jenis penyakit tertentu.
"Ini merupakan upaya kesehatan paling efektif dan efisien karena sifatnya pencegahan. Selain itu, imunisasi merupakan investasi kesehatan untuk masa depan seseorang," ujarnya.
Anak yang diberi vaksin polio tak akan terserang polio ketika dewasa. "Bayangkan jika anak tersebut tidak divaksin polio. Bisa jadi kakinya akan bengkok berbentuk O ketika dewasa. Ini bisa berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupannya, termasuk segi sosial dan ekonomi" sebutnya.
Ia juga meyakinkan orangtua untuk memberikan anak-anaknya vaksin. Menurutnya, efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit mencapai 100 persen. "Semua memang bergantung pola hidup dan lingkungan seseorang, tapi rata-rata efektivitas vaksin sekitar 90 persen,"katanya.
Tularkan Imunitas
Satu lagi keuntungan vaksin yang belum disadari masyarakat. Imunitas yang diperoleh seseorang dari vaksin bisa menular ke sekitarnya. "Misalnya seseorang diberi vaksin polio dan tubuhnya jadi kebal terhadap penyakit tersebut. Nah, kekebalan tersebut bisa menyebar ke orang-orang disekitarnya, misalnya lewat feses," imbuh Dr.Jeffry
Proses pembentukan antibody terhadap penyakit tertentu adalah dengan memancing antibodi tubuh dengan mikroorganisme penyebab penyakit. Mikroorganisme atau bagian dari mikroorganisme tersebut sudah dilemahkan, sehingga tidak akan menyebabkan si penerima vaksin jatuh sakit.
Sistem pertahanan tubuh akan bereaksi terhadap vaksin dengan membentuk antibodi. Antibodi ini akan membunuh mikroorganisme yang dimasukkan tadi seperti membunuh penyakit yang menyerang tubuh. Kemudian antibody ini akan berada dalam peredaran darah dan membentuk imunitas terhadap mikroorganisme yang diberikan melalui vaksin tadi.
Dengan demikian, ketika penyakit sesungguhnya menyerang, antibodi dapat menghabisi bakteri ataupun virus tersebut.
Perlu Diulang
Di Indonesia, Departemen Kesehatan menetapkan 12 imunisasi untuk anak-anak keputusan ini sesuai dengan ketentuan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Lima diantaranya merupakan imunisasi wajib seperti vaksin BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, dan Campak. Tujuh lainnya merupakan imunisasi yang dianjurkan, yakni Hib, pneumokokus (PCV), influenza, MMR, tifoid, Hepatitis A, dan varisela (cacar air).
"Meski sifatnya hanya dianjurkan, orangtua harus memberi anak mereka vaksinasi tersebut. Bagaimanapun, kita tidak bisa menjamin daya tahan tubuh anak akan kuat terhadap penyakit tersebut. Anak perlu mendapat investasi kesehatan untuk masa depan," ungkapannya.
Satu lagi yang seharusnya menjadi vaksin wajib di Indonesia, yaitu vaksin pencegah diare, mengingat angka kejadian diare cukup banyak di Indonesia, terutama pada anak-anak dari semua kalangan. Selain itu, beberapa vaksin perlu diulang mengingat daya tahan tubuh bisa menurun atau antibody yang dihasilkan mulai menurun, misalnya vaksin campak.
Bagi orangtua yang lupa jadwal imunisasi anaknya, tidak perlu khawatir. Kini sudah tersedia vaksin kombinasi, misalnya vaksin kombo yang terdiri atas polio, hepatitis B, dan DPT. Ini memudahkan orangtua agar tidak bolak balik ke puskemas atau lupa imunisasi.
Kalaupun jadwal imunisasi terlewat, tidak perlu cemas. "Dalam imunisasi tidak ada istilah hangus hingga harus mengulang dosis imunisasi dari awal. Lanjutkan saja imunisasinya karena sel-sel tubuh masih dapat mengingat dan merangsang antibodi bila diberikan imunisasi berikutnya,"
Edward Jenner, dokter asal Inggris, adalah penemu vaksin cacar air. Sejak saat itu, penelitian mengenai vaksin berkembang pesat di dunia kedokteran. Saat ini sudah banyak vaksin ditemukan untuk mencegah berbagai penyakit.
Dijelaskan Dr.Jeffry Senduk, Sp.A, dari Siloarn Hospital Kebon Jeruk, Jakarta, imunisasi adalah tindakan pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Dengan imunisasi, tubuh akan terlindung dari jenis penyakit tertentu.
"Ini merupakan upaya kesehatan paling efektif dan efisien karena sifatnya pencegahan. Selain itu, imunisasi merupakan investasi kesehatan untuk masa depan seseorang," ujarnya.
Anak yang diberi vaksin polio tak akan terserang polio ketika dewasa. "Bayangkan jika anak tersebut tidak divaksin polio. Bisa jadi kakinya akan bengkok berbentuk O ketika dewasa. Ini bisa berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupannya, termasuk segi sosial dan ekonomi" sebutnya.
Ia juga meyakinkan orangtua untuk memberikan anak-anaknya vaksin. Menurutnya, efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit mencapai 100 persen. "Semua memang bergantung pola hidup dan lingkungan seseorang, tapi rata-rata efektivitas vaksin sekitar 90 persen,"katanya.
Tularkan Imunitas
Satu lagi keuntungan vaksin yang belum disadari masyarakat. Imunitas yang diperoleh seseorang dari vaksin bisa menular ke sekitarnya. "Misalnya seseorang diberi vaksin polio dan tubuhnya jadi kebal terhadap penyakit tersebut. Nah, kekebalan tersebut bisa menyebar ke orang-orang disekitarnya, misalnya lewat feses," imbuh Dr.Jeffry
Proses pembentukan antibody terhadap penyakit tertentu adalah dengan memancing antibodi tubuh dengan mikroorganisme penyebab penyakit. Mikroorganisme atau bagian dari mikroorganisme tersebut sudah dilemahkan, sehingga tidak akan menyebabkan si penerima vaksin jatuh sakit.
Sistem pertahanan tubuh akan bereaksi terhadap vaksin dengan membentuk antibodi. Antibodi ini akan membunuh mikroorganisme yang dimasukkan tadi seperti membunuh penyakit yang menyerang tubuh. Kemudian antibody ini akan berada dalam peredaran darah dan membentuk imunitas terhadap mikroorganisme yang diberikan melalui vaksin tadi.
Dengan demikian, ketika penyakit sesungguhnya menyerang, antibodi dapat menghabisi bakteri ataupun virus tersebut.
Perlu Diulang
Di Indonesia, Departemen Kesehatan menetapkan 12 imunisasi untuk anak-anak keputusan ini sesuai dengan ketentuan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Lima diantaranya merupakan imunisasi wajib seperti vaksin BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, dan Campak. Tujuh lainnya merupakan imunisasi yang dianjurkan, yakni Hib, pneumokokus (PCV), influenza, MMR, tifoid, Hepatitis A, dan varisela (cacar air).
"Meski sifatnya hanya dianjurkan, orangtua harus memberi anak mereka vaksinasi tersebut. Bagaimanapun, kita tidak bisa menjamin daya tahan tubuh anak akan kuat terhadap penyakit tersebut. Anak perlu mendapat investasi kesehatan untuk masa depan," ungkapannya.
Satu lagi yang seharusnya menjadi vaksin wajib di Indonesia, yaitu vaksin pencegah diare, mengingat angka kejadian diare cukup banyak di Indonesia, terutama pada anak-anak dari semua kalangan. Selain itu, beberapa vaksin perlu diulang mengingat daya tahan tubuh bisa menurun atau antibody yang dihasilkan mulai menurun, misalnya vaksin campak.
Bagi orangtua yang lupa jadwal imunisasi anaknya, tidak perlu khawatir. Kini sudah tersedia vaksin kombinasi, misalnya vaksin kombo yang terdiri atas polio, hepatitis B, dan DPT. Ini memudahkan orangtua agar tidak bolak balik ke puskemas atau lupa imunisasi.
Kalaupun jadwal imunisasi terlewat, tidak perlu cemas. "Dalam imunisasi tidak ada istilah hangus hingga harus mengulang dosis imunisasi dari awal. Lanjutkan saja imunisasinya karena sel-sel tubuh masih dapat mengingat dan merangsang antibodi bila diberikan imunisasi berikutnya,"
No comments:
Post a Comment