Wednesday, June 25, 2014

Timerosal Tidak Memunculkan Autisme

Penyakit kronis tertentu bisa terjadi setelah vaksinani. Tapi, karena penyakit itu sendiri bisa terjadi tanpa imunisasi, sulit dibuktikan apa benar vaksin malah merupakan pencetusnya. Yang sering meresahkan masyarakat adalah hubungan antara pemberian vaksin dengan penyakit diabetes melitus tipe-1 dan autisme, meski hal ini masih menjadi kontroversi. 

Hal ini coba diluruskan oleh Dr.Jeffry Senduk,Sp.A, ahli kesehatan anak dari Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta. Menurutnya, tidak ada bukti bahwa imunisasi dapat menyebabkan autisme. Katanya, "Seringkali anak tersebut sudah memiliki bakat autis. Ketuka habis disuntik bakat autisnya itu baru terlihat. Nah, kondisi inilah yang membuat orang tua mengira bahwa imnunisasi menyebabkan autisme. Padahal, hal tersebut tidak ada kaitannya. Hanya kebetulan saja ketika habis disuntik, eh bakat autisnya keluar."

Zat yang dituding menjadi penyebab autisme dan diabetes melitus tipe-1 adalah timerosal. Zat ini dulu digunakan untuk mengawetkan vaksin. "Sebenarnya hingga kini zat ini masih digunakan, tapi dalam dosis yang sangat kecil," ucap Dr. Jeffry

Meski demikiam, Dr Jeffry menjelaskan bahwa penggunaan zat timerosal dalam vaksin tidak bisa dikaitkan dengan autisme. Beberapa penelitian di California, Amerika Serikat, dan di Jepang sudah menguatkan hal ini. Dalam penelitian tersebut, vaksin yang diberikan kepada anak-anak sama sekali tidak mengandung timerosal. Tapi, kejadian autisme tidak menurun di kedua negara tersebut, bahkan cenderung meningkat. "Hal ini membuktikan tidak ada kaitannya antara timerosal dengan autisme," katanya. 

Adapun efek samping yang bisa dialami anak sehabis menerima imunisasi antara lain demam, sehingga anak menjadi rewel,"Demam merupakan efek samping yang biasa terjadi, tapi tidak perlu dikhawatirkan," sebutnya. 

Efek samping yang perlu diwaspadai adalah kejang. Karena itu dianjurkan untuk tidak langsung pulang sehabis menerima imunisasi. "Tunggulah selama 15 menit di puskesmas setelah imunisasi," katanya. "Dengan demikian, kalaupun ada kejadian yang mengkhawatirkan, masih ada tenaga medis berpengalaman yang bisa membantu."

Dr.Jeffry juga mengingatkan bahwa tidak semua anak bisa menerima imunisasi. Ada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan anak menerima imunisasi. 

"Anak dengan masalah kekebalan tubuh, seperti terkena HIV/AIDS, tidak bisa menerima imunisasi. Karena itu, diperlukan diskusi yang baik antara orang tua dan dokter, sebelumnya. Jadi tidak asal memberi imunisasi begitu saja," ucapnya.

No comments:

Post a Comment